Hari ke 6 petualangan kami di Hong Kong
dihabiskan di Ocean
Park . Ocean Park
adalah sebuah theme park bertema
binatang dan lautan yang sekaligus merupakan taman hiburan terbesar di Asia . Kunjungan ke Ocean Park memang sengaja diletakkan
di hari terakhir dalam itinerary kami
supaya kami tetap semangat walaupun sudah kecapean.
Kami berangkat dari apartement sekitar
jam 9 pagi. Seperti biasa, jalan kaki ke MTR Yau Ma Tei, lalu naik subway dan turun di Admiralty. Di depan
stasiun itulah tersedia shuttle bus
yang langsung membawa para pengunjung ke muka pintu gerbang Ocean Park.
Penumpang tinggal membeli tiket bolak-balik senilai 210
HKD untuk perjalanan dari Admiralty
menuju Ocean
Park dan kembali lagi di
tempat penjemputan pada malam harinya. Setelah membeli tiket, kami pun
mengantri menunggu giliran masuk ke bus-bus yang sudah tersedia. Bus yang akan
membawa kami ke Ocean
Park semuanya terdiri
dari bus tingkat. Setelah beberapa hari memutari Hong Kong dengan MTR, akhirnya
kami berkesempatan juga mencoba bus tingkat mengellingi kota . Maklum, karena takut tersasar, kami
tidak mencoba menaiki bus sebelumnya dan lebih memilih naik MTR ke mana-mana.
Tidak mau melewatkan kesempatan, kami pun mencoba naik bus di tingkat atas.
Terdengar norak, namun ternyata mengasyikan memang dan sensasinya berbeda
dengan naik bus di bagian bawah. Apalagi rute bus ini melewati beberapa fly over sehingga pemandangan kota yang rapi dan teratur
pun terlihat dengan jelas dari atas. Perjalanan pun jadi terasa lebih
menyenangkan, dan membuat kami lebih excited
lagi dengan hari ini.
Naik cable car memang hal yang menyenangkan sekaligus menegangkan.
Rutenya mengharuskan cable car menanjak
tinggi menaiki gunung dan kemudian turun setelah mencapai titik tertinggi dari gunung
tersebut. Di bawah, pohon-pohon rindang membuat ngeri apabila kita menoleh
tepat ke bawah kita. Namun, jika kita menolehkan wajah ke kiri, pemandangan
yang wow dijamin akan membuat kita tidak mau melewatkan kesempatan mengambil
foto sebanyak mungkin. Begitu cable car
menanjak hingga ketinggian tertentu kita akan disambut dengan hamparan laut
Cina Selatan membiru yang terlihat begitu dekat. Selain itu di depan kita terlihat
bagian-bagian tertinggi dari sebuah roller
coaster berwarna kuning merah megintip dari balik gunung. Melihatnya saja
membuat kita membayangkan betapa serunya berpacu dalam rel tersebut ditemani
pemandangan yang luar biasa. Ternyata
memang Ocean
Park adalah sebuah taman
bermain yang sungguh unik letaknya, diapit dua gunung dan laut yang sungguh
indah. Terlebih ketika kita datang, cuacanya sedang amat baik. Meskipun panas,
birunya laut dengan awan-awan putih nan cantik sungguh-sungguh menyuguhkan
pemandangan yang mendamaikan hati. Ditambah pula dengan berbagai warna hijau
dari tumbuhan yang ditanam di sana-sini. Wah… rasanya seperti berada di resort
yang sungguh menenangkan…
Begitu turun dari cable car, kami pun pergi mencari tempat sarapan. Dengan berbekal peta
taman dan bertanya beberapa kali kepada petugas, kami pun akhirnya berhasil
menemukan McDonald. Yeiyyy… Maka makanlah kami sambil duduk di tempat yang
sudah disediakan. Setelah makan, kami pun siap mencoba sarana-sarana permainan
yang ada di sana. Pertama kami mencoba menaiki Ocean Park Tower, sebuah ruangan
lingkaran yang akan membawa para penumpang berputar 360 derajat menaiki tiang
yang akan membawa kita melihat pemandangan dari ketinggian 200 meter di atas
permukaan laut. Dari situ pun tampaklah keseluruhan taman. Setelah itu, kami
memutuskan untuk mencoba The Rapids, permainan seperti arung jeram di Dufan.
Kemudian kami masuk ke beberapa permainan lainnya, antara lain Whirly Bird,
Expedition Trail, dan Rev Booster. Ada kalanya juga kami berpisah menjadi 2 tim
ketika 4 orang dari kami hendak mencoba Hair Raiser, roller coaster yang sudah kami lihat sebelumnya dari balik gunung.
Hair Riser terlihat begitu menantang dan agak berbeda dengan roller coaster pada umumnya karena
relnya ada di atas kepala, bukan di bawah kursi seperti roller coaster biasa. Ya, para penumpang akan berada pada posisi
digantung. Cukup menegangkan pastinya menaiki Hair Raiser tersebut. Sementara
Devi, Pipi, Hanny, dan Windy mengantri permainan tersebut, 3 orang lainnya
duduk menunggu di luar sambil mengeringkan badan yang basah setelah
terombang-ambing di Arung Jeram.
Di tengah panasnya hari itu, ada wahana yang memperkenankan kami untuk
sejenak ‘ngadem’. Ada
sebuah bangunan besar berwarna putih yang bentuknya seperti igloo, namanya
South Pole Spectacular. Kami pun masuk dan ternyata isinya adalah penguin!!
Penguinnya lucu-lucu dan lumayan banyak. lantainya yang terbuat dari kaca
memungkinkan kami untuk melihat penguin-penguin tersebut berenang lalu-lalang.
Kalau cukup beruntung, kami bisa menangkap foto si penguin tersebut. Namun agak
susah karena kondisi yang cukup ramai dan penguinnya terus bergerak ke sana ke mari. Hiiii lucuu…
Di sudut lain taman yang agak
terpencil, ada 3 wahana pemainan yang sangat sepi pengunjung. Ada roller coaster dengan ukuran medium
bernama The Dragon, ada Flying Swing yang mirip Kora-kora, dan The Abyss,
semacam Rajawali di Dufan. Kami mencoba ketiganya. Alhasil, beberapa di antara kami
mengalami pusing-pusing setelah menaiki The Dragon. Rupa-rupanya kami
mengeluhkan hal yang sama. Bantalan leher yang tidak nyaman membuat kepala para
penumpang terlempar ke kanan dan ke kiri mengikuti arus kereta berlari.
Terlebih ketika kereta memutar terbalik. Sungguh tidak nyaman dan membuat
pusing.
Setelah selesai mengeksplorasi area
taman di balik gunung, kami bermaksud untuk turun lebih jauh ke bawah.
Di bawah sana ada 3
permainan, antara lain Mine Train, Raging River, dan Space Wheel. Karena
keterbatasan waktu, kami hanya main Raging
River . Permainan ini
mirip dengan wahana Niagara-gara di Dufan. Perbedaannya, sebelum meluncur turun
dengan kecepatan 60 km/ jam, perahu akan memutari rute yang cukup jauh,
melewati area-area yang sepi dengan pohon-pohon disekelilingnya. Suasanya
tropisnya lebih terasa.
Menurut info yang kami dapat Ocean
Park tutup jam 7. Ketika
itu waktu nyaris menunjukkan jam 5 sore. Kami masih harus mengantri kembali ke
The Waterfront dengan cable car.
Ditambah lagi kami ingin melihat panda. Rasanya waktu tak akan cukup untuk bisa
menyelesaikan semua wahana tersebut. Walaupun pada beberapa wahana kami tidak
mengantri sama sekali karena sepi.
Kembali menaiki eskalator, kami pun
kembali ke arena The Summit. Dari sana, kami harus kembali ke stasiun cable car dan mengantri untuk kembali ke
The Waterfront di balik gunung. Dan betapa terkejutnya kami melihat antrian yang
mengular amat panjang hingga memenuhi jalan setapak sampai jauh di luar
stasiun. Antrian tersebut memanjang dan berbelok-belok dan pada titik-titik
tertentu dalam antrian ada petunjuk menggunakan kertas bertuliskan lama waktu
antrian dari titik tersebut. Hingga ujung antrian, ada keterangan yang
menerangkan bahwa waktu tunggu antrian adalah sekitar 1,5 jam. Kami pun
bingung. Bila menghabiskan 1,5 jam untuk kembali menggunakan cable car tersebut, maka kami tidak akan
punya waktu untuk melihat observatory
panda. Kami pun memutuskan mencari jalan lain untuk kembali, yaitu menggunakan shuttle bus. Dan bergeraklah kami
mencari antrian shuttle bus tersebut.
Antrian shuttle bus tidak separah cable
car. Walau lebih berantakan karena tidak diberi pembatas yang menunjukkan
alur antrian, rasa-rasanya orang yang mengantri di sini lebih sedikit. Karena
itu mengantrilah kami. Namun ternyata antrian bergerak sangat lama. Entah
berapa banyak bus yang disediakan, antrian nyaris tidak bergerak pada awalnya.
Semakin lama semakin banyak orang mengantri. Para
pengunjung yang mengantri shuttle bus
didominasi oleh orang dewasa dan warga senior yang merupakan pelancong dari
(sepertinya) Cina. Dan harus kami katakan, mengantri kala itu menjadi dobel
menyebalkan dan penuh emosi. Para pelancong yang
berbahasa mandarin tersebut berdesak-desakan, menempelkan badannya ke orang di
depannnya, dan bahkan mendorong. Kami pun mengalami hal tersebut. Tidak sampai
di situ saja, beberapa kali sampai terjadi bentrok antara petugas dengan para
pengantri. Petugas menghimbau pada pengantri untuk tidak saling dorong mulai
dari cara yang baik-baik hingga keras. Terjadilah pertengkaran.
Setelah mengantri selama 1 jam lebih,
akhirnya kami ber 7 pun sampai pada ujung antrian. Di ujung sana , ada bus-bus yang sudah siap di balik
gerbang yang menjulang tinggi. Ketika itu ada 2 bus yang siap diisi penuh,
masing-masing bus 1 tingkat yang bermuatan sekamir 60 orang. Kami pun masuk dan
mencari tempat duduk kosong yang tersedia. Dapatlah kami di bagian belakang
bus.
Ternyata tepat pada pukul 8 malam, ada pertunjukkan di kolam di tengah
taman, namanya Symbio. Pertunjukkan yang melibatkan semburan air dan api
tersebut menampilkan sebuah cerita tentang hubungan manusia dengan alam yang
digambarkan dengan sepasang naga. Ada suara musik dan narrator yang bercerita
dalam beberapa bahasa, Bahasa Inggris, Mandarin, dan Cantonese. Pertunjukkannya
menarik. Namun pengunjung harus berhati-hati untuk tidak berada terlalu dekat
dengan kolam karena sewaktu-waktu akan muncul semburan api yang cukup dekat dan
panas. Sangat disayangkan tidak ada peringatan yang mengatakan demikian dan
tidak ada petugas yang berjaga disekamir kolam. Padahal amat berbahaya apabila
ada pengunjung yang tidak tahu dan malah bersandar di besi pembatas kolam,
apalagi anak kecil.
Selesai pertunjukkan, kami pun kembali ke pintu gerbang. Kami naik kembali ke bus dengan menunjukkan potongan tiket yang sudah dibeli sebelumnya. Dan dalam 30 menit, sampailah kami kembali di MTR Admiralty. Darisana
kami melanjutkan perjalanan dengan MTR menuju Yau Ma Tei. Sampai di sana, kami
makan di salah satu restoran terdekat dengan apartemen tempat kami menginap.
Setelah beberapa hari kami perhatikan, restoran tersebut hampir selalu ramai
pengunjung. Namanya ‘New Forest ”. Kami pun
masuk.
Selesai pertunjukkan, kami pun kembali ke pintu gerbang. Kami naik kembali ke bus dengan menunjukkan potongan tiket yang sudah dibeli sebelumnya. Dan dalam 30 menit, sampailah kami kembali di MTR Admiralty. Dari
Setelah menyantap makan malam, seolah
tidak mau menyia-nyiakan malam terakhir kami di Hong Kong ,
kami melangkah keluar menuju Ladies Market. Berhamburan kami mencari
barang-barang yang menarik hati. Kami membeli cukup banyak luggage tag dengan
berbagai bentuk, kaca, gantungan kunci, dan beberapa souvenir lainnya. Ada juga yang membeli baju
dan tas.
Waktu menunjukkan jam 11 malam.
Toko-toko mulai tutup. Para pedagang telah
membereskan dagangannya dan membuka tenda yang mereka jadikan lapak berjualan.
Maka pulanglah kami untuk beristirahat, dan packing
sebelum pulang esok hari.