Sunday, October 12, 2014

LET'S PLAY!! OCEAN PARK HERE WE GO ♡♡♡

Hari ke 6 petualangan kami di Hong Kong dihabiskan di Ocean Park. Ocean Park adalah sebuah theme park bertema binatang dan lautan yang sekaligus merupakan taman hiburan terbesar di Asia. Kunjungan ke Ocean Park memang sengaja diletakkan di hari terakhir dalam itinerary kami supaya kami tetap semangat walaupun sudah kecapean.

Kami berangkat dari apartement sekitar jam 9 pagi. Seperti biasa, jalan kaki ke MTR Yau Ma Tei, lalu naik subway dan turun di Admiralty. Di depan stasiun itulah tersedia shuttle bus yang langsung membawa para pengunjung ke muka pintu gerbang Ocean Park. Penumpang tinggal membeli tiket bolak-balik senilai 210 HKD untuk perjalanan dari Admiralty menuju Ocean Park dan kembali lagi di tempat penjemputan pada malam harinya. Setelah membeli tiket, kami pun mengantri menunggu giliran masuk ke bus-bus yang sudah tersedia. Bus yang akan membawa kami ke Ocean Park semuanya terdiri dari bus tingkat. Setelah beberapa hari memutari Hong Kong dengan MTR, akhirnya kami berkesempatan juga mencoba bus tingkat mengellingi kota. Maklum, karena takut tersasar, kami tidak mencoba menaiki bus sebelumnya dan lebih memilih naik MTR ke mana-mana. Tidak mau melewatkan kesempatan, kami pun mencoba naik bus di tingkat atas. Terdengar norak, namun ternyata mengasyikan memang dan sensasinya berbeda dengan naik bus di bagian bawah. Apalagi rute bus ini melewati beberapa fly over sehingga pemandangan kota yang rapi dan teratur pun terlihat dengan jelas dari atas. Perjalanan pun jadi terasa lebih menyenangkan, dan membuat kami lebih excited lagi dengan hari ini.

Ocean Park memiliki konsep taman hiburan yang sangat unik. Taman ini dibagi menjadi 2 bagian besar: The Summit dan The Waterfront. The Waterfront adalah bagian taman yang akan lebih dahulu dicapai begitu pengunjung masuk. Dalam The Waterfront itu terdapat bangunan-bangunan atraksi seperti Aqua City, Amazing Asian Animals, dan Whiskers Harbour.  Sementara itu, The Summit adalah bagian taman yang berada di balik gunung di sisi laut di mana seluruh wahana permainan terletak. Untuk menuju ke sana, pengunjung harus menggunakan beberapa sarana transportasi yang sudah disediakan yang berangkat dari The Waterfront, antara lain: cable car, free shuttle bus, dan Ocean Express. Sayang sekali ketika itu Ocean Express sedang tidak beroperasi. Kecewa sih, namun tak apa karena menaiki cable car juga membuat kami terbuai dengan pemandangan yang menakjubkan Dan itulah awal petualangan kami di Ocean Park hari ini.

Naik cable car memang hal yang menyenangkan sekaligus menegangkan. Rutenya mengharuskan cable car menanjak tinggi menaiki gunung dan kemudian turun setelah mencapai titik tertinggi dari gunung tersebut. Di bawah, pohon-pohon rindang membuat ngeri apabila kita menoleh tepat ke bawah kita. Namun, jika kita menolehkan wajah ke kiri, pemandangan yang wow dijamin akan membuat kita tidak mau melewatkan kesempatan mengambil foto sebanyak mungkin. Begitu cable car menanjak hingga ketinggian tertentu kita akan disambut dengan hamparan laut Cina Selatan membiru yang terlihat begitu dekat. Selain itu di depan kita terlihat bagian-bagian tertinggi dari sebuah roller coaster berwarna kuning merah megintip dari balik gunung. Melihatnya saja membuat kita membayangkan betapa serunya berpacu dalam rel tersebut ditemani pemandangan yang luar biasa. Ternyata memang Ocean Park adalah sebuah taman bermain yang sungguh unik letaknya, diapit dua gunung dan laut yang sungguh indah. Terlebih ketika kita datang, cuacanya sedang amat baik. Meskipun panas, birunya laut dengan awan-awan putih nan cantik sungguh-sungguh menyuguhkan pemandangan yang mendamaikan hati. Ditambah pula dengan berbagai warna hijau dari tumbuhan yang ditanam di sana-sini. Wah… rasanya seperti berada di resort yang sungguh menenangkan…

Begitu turun dari cable car, kami pun pergi mencari tempat sarapan. Dengan berbekal peta taman dan bertanya beberapa kali kepada petugas, kami pun akhirnya berhasil menemukan McDonald. Yeiyyy… Maka makanlah kami sambil duduk di tempat yang sudah disediakan. Setelah makan, kami pun siap mencoba sarana-sarana permainan yang ada di sana. Pertama kami mencoba menaiki Ocean Park Tower, sebuah ruangan lingkaran yang akan membawa para penumpang berputar 360 derajat menaiki tiang yang akan membawa kita melihat pemandangan dari ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Dari situ pun tampaklah keseluruhan taman. Setelah itu, kami memutuskan untuk mencoba The Rapids, permainan seperti arung jeram di Dufan. Kemudian kami masuk ke beberapa permainan lainnya, antara lain Whirly Bird, Expedition Trail, dan Rev Booster. Ada kalanya juga kami berpisah menjadi 2 tim ketika 4 orang dari kami hendak mencoba Hair Raiser, roller coaster yang sudah kami lihat sebelumnya dari balik gunung. Hair Riser terlihat begitu menantang dan agak berbeda dengan roller coaster pada umumnya karena relnya ada di atas kepala, bukan di bawah kursi seperti roller coaster biasa. Ya, para penumpang akan berada pada posisi digantung. Cukup menegangkan pastinya menaiki Hair Raiser tersebut. Sementara Devi, Pipi, Hanny, dan Windy mengantri permainan tersebut, 3 orang lainnya duduk menunggu di luar sambil mengeringkan badan yang basah setelah terombang-ambing di Arung Jeram.

Ada sebuah wahana yang menarik, menegangkan, sekaligus mungkin membuat mual sehingga tidak satu pun dari kami berani memainkannya. Namanya The Flash. Atas alasan-alasan itulah, kami hanya menonton dan menyempatkan diri mengabadikan permainan tersebut.

Di tengah panasnya hari itu, ada wahana yang memperkenankan kami untuk sejenak ‘ngadem’. Ada sebuah bangunan besar berwarna putih yang bentuknya seperti igloo, namanya South Pole Spectacular. Kami pun masuk dan ternyata isinya adalah penguin!! Penguinnya lucu-lucu dan lumayan banyak. lantainya yang terbuat dari kaca memungkinkan kami untuk melihat penguin-penguin tersebut berenang lalu-lalang. Kalau cukup beruntung, kami bisa menangkap foto si penguin tersebut. Namun agak susah karena kondisi yang cukup ramai dan penguinnya terus bergerak ke sana ke mari. Hiiii lucuu…

Di sudut lain taman yang agak terpencil, ada 3 wahana pemainan yang sangat sepi pengunjung. Ada roller coaster dengan ukuran medium bernama The Dragon, ada Flying Swing yang mirip Kora-kora, dan The Abyss, semacam Rajawali di Dufan. Kami mencoba ketiganya. Alhasil, beberapa di antara kami mengalami pusing-pusing setelah menaiki The Dragon. Rupa-rupanya kami mengeluhkan hal yang sama. Bantalan leher yang tidak nyaman membuat kepala para penumpang terlempar ke kanan dan ke kiri mengikuti arus kereta berlari. Terlebih ketika kereta memutar terbalik. Sungguh tidak nyaman dan membuat pusing.


Setelah selesai mengeksplorasi area taman di balik gunung, kami bermaksud untuk turun lebih jauh ke bawah. Di bawah sana ada 3 permainan, antara lain Mine Train, Raging River, dan Space Wheel. Karena keterbatasan waktu, kami hanya main Raging River. Permainan ini mirip dengan wahana Niagara-gara di Dufan. Perbedaannya, sebelum meluncur turun dengan kecepatan 60 km/ jam, perahu akan memutari rute yang cukup jauh, melewati area-area yang sepi dengan pohon-pohon disekelilingnya. Suasanya tropisnya lebih terasa.

Menurut info yang kami dapat Ocean Park tutup jam 7. Ketika itu waktu nyaris menunjukkan jam 5 sore. Kami masih harus mengantri kembali ke The Waterfront dengan cable car. Ditambah lagi kami ingin melihat panda. Rasanya waktu tak akan cukup untuk bisa menyelesaikan semua wahana tersebut. Walaupun pada beberapa wahana kami tidak mengantri sama sekali karena sepi.

Kembali menaiki eskalator, kami pun kembali ke arena The Summit. Dari sana, kami harus kembali ke stasiun cable car dan mengantri untuk kembali ke The Waterfront di balik gunung. Dan betapa terkejutnya kami melihat antrian yang mengular amat panjang hingga memenuhi jalan setapak sampai jauh di luar stasiun. Antrian tersebut memanjang dan berbelok-belok dan pada titik-titik tertentu dalam antrian ada petunjuk menggunakan kertas bertuliskan lama waktu antrian dari titik tersebut. Hingga ujung antrian, ada keterangan yang menerangkan bahwa waktu tunggu antrian adalah sekitar 1,5 jam. Kami pun bingung. Bila menghabiskan 1,5 jam untuk kembali menggunakan cable car tersebut, maka kami tidak akan punya waktu untuk melihat observatory panda. Kami pun memutuskan mencari jalan lain untuk kembali, yaitu menggunakan shuttle bus. Dan bergeraklah kami mencari antrian shuttle bus tersebut.

Antrian shuttle bus tidak separah cable car. Walau lebih berantakan karena tidak diberi pembatas yang menunjukkan alur antrian, rasa-rasanya orang yang mengantri di sini lebih sedikit. Karena itu mengantrilah kami. Namun ternyata antrian bergerak sangat lama. Entah berapa banyak bus yang disediakan, antrian nyaris tidak bergerak pada awalnya. Semakin lama semakin banyak orang mengantri. Para pengunjung yang mengantri shuttle bus didominasi oleh orang dewasa dan warga senior yang merupakan pelancong dari (sepertinya) Cina. Dan harus kami katakan, mengantri kala itu menjadi dobel menyebalkan dan penuh emosi. Para pelancong yang berbahasa mandarin tersebut berdesak-desakan, menempelkan badannya ke orang di depannnya, dan bahkan mendorong. Kami pun mengalami hal tersebut. Tidak sampai di situ saja, beberapa kali sampai terjadi bentrok antara petugas dengan para pengantri. Petugas menghimbau pada pengantri untuk tidak saling dorong mulai dari cara yang baik-baik hingga keras. Terjadilah pertengkaran.

Setelah mengantri selama 1 jam lebih, akhirnya kami ber 7 pun sampai pada ujung antrian. Di ujung sana, ada bus-bus yang sudah siap di balik gerbang yang menjulang tinggi. Ketika itu ada 2 bus yang siap diisi penuh, masing-masing bus 1 tingkat yang bermuatan sekamir 60 orang. Kami pun masuk dan mencari tempat duduk kosong yang tersedia. Dapatlah kami di bagian belakang bus.

Tanpa pikir panjang kami berlari mencari tempat panda berada, namanya Giant Panda Advanture. Sebelumnya kami sempat terkecoh dan masuk ke suatu bangunan berpelang Panda Village. Namun ternyata isinya bukan panda, melainkan burung. Setelah masuk ke Giant Panda Advanture, beruntung anak panda yang amat lucu sedang menyantap makanannya dengan imut di dalam kandangnya sehingga bisa kami foto. Setelah puas berfoto, kami berpindah ke bangunan lain yang berisi aquarium untuk menemui ubur-ubur yang cantik, Grand Aquarium.




Ternyata tepat pada pukul 8 malam, ada pertunjukkan di kolam di tengah taman, namanya Symbio. Pertunjukkan yang melibatkan semburan air dan api tersebut menampilkan sebuah cerita tentang hubungan manusia dengan alam yang digambarkan dengan sepasang naga. Ada suara musik dan narrator yang bercerita dalam beberapa bahasa, Bahasa Inggris, Mandarin, dan Cantonese. Pertunjukkannya menarik. Namun pengunjung harus berhati-hati untuk tidak berada terlalu dekat dengan kolam karena sewaktu-waktu akan muncul semburan api yang cukup dekat dan panas. Sangat disayangkan tidak ada peringatan yang mengatakan demikian dan tidak ada petugas yang berjaga disekamir kolam. Padahal amat berbahaya apabila ada pengunjung yang tidak tahu dan malah bersandar di besi pembatas kolam, apalagi anak kecil.


Selesai pertunjukkan, kami pun kembali ke pintu gerbang. Kami naik kembali ke bus dengan menunjukkan potongan tiket yang sudah dibeli sebelumnya. Dan dalam 30 menit, sampailah kami kembali di MTR Admiralty. Dari sana kami melanjutkan perjalanan dengan MTR menuju Yau Ma Tei. Sampai di sana, kami makan di salah satu restoran terdekat dengan apartemen tempat kami menginap. Setelah beberapa hari kami perhatikan, restoran tersebut hampir selalu ramai pengunjung. Namanya ‘New Forest”. Kami pun masuk.

Setelah menyantap makan malam, seolah tidak mau menyia-nyiakan malam terakhir kami di Hong Kong, kami melangkah keluar menuju Ladies Market. Berhamburan kami mencari barang-barang yang menarik hati. Kami membeli cukup banyak luggage tag dengan berbagai bentuk, kaca, gantungan kunci, dan beberapa souvenir lainnya. Ada juga yang membeli baju dan tas.

Waktu menunjukkan jam 11 malam. Toko-toko mulai tutup. Para pedagang telah membereskan dagangannya dan membuka tenda yang mereka jadikan lapak berjualan. Maka pulanglah kami untuk beristirahat, dan packing sebelum pulang esok hari.

No comments:

Post a Comment